Sudan: Anarkis Melawan Kediktatoran Militer

:

Wawancara dengan Pertemuan Anarkis Sudan

Categories:

Kemarin, di Sudan, selama demonstrasi nasional menentang kediktatoran militer yang mengambil alih kekuasaan pada 25 Oktober 2021, aparatus negara berulang kali menggunakan peluru tajam terhadap para pengunjuk rasa, menewaskan sedikitnya empat orang dan selebihnya memakan banyak korban luka-luka. Pasukan keamanan telah membunuh puluhan demonstran sejak kudeta 25 Oktober. Namun, sebuah gerakan kuat yang berbasis di komite perlawanan lokal dan demonstrasi jalanan terus menolak konsolidasi kekuasaan di bawah militer. Kami menyajikan wawancara berikut dengan partisipan anarkis dalam demonstrasi dengan harapan membantu orang-orang di luar Sudan untuk mengetahui dan memahami situasi di sana.


Pada Desember 2018, protes besar-besaran di seluruh negeri pecah terhadap diktator Omar Al-Bashir, yang telah memerintah Sudan selama sekitar tiga dekade. Al-Bashir barhasil melarikan diri pada April 2019; namun kerusuhan, blokade, dan pendudukan terus berlanjut terhadap Dewan Militer Transisi yang menguasai pemerintahan, okupasi besar-besaran akhirnya berhasil menguasai wilayah Al-Qyada Square sebagai jantung ibu kota Khartoum. Pasukan militer yang terkait dengan Dewan meningkatkan serangan mereka terhadap pengunjuk rasa, yang berpuncak pada 3 Juni 2019 ketika mereka secara brutal melakukan pembantaian dan mengusir aksi okupasi di Al-Qyada Square.

Sebagai tanggapan, pemogokan umum melanda sebagian besar wilayah di Sudan dari tanggal 9 hingga 11 Juni 2019. Namun beberapa perwakilan gerakan justru bernegosiasi dengan rezim, melakukan perjanjian pembagian kekuasaan di mana pemerintah sementara yang terdiri dari perwakilan militer dan sipil akan mengelola wilayah transisi ke pemerintahan baru. Hal tersebut yang menyebabkan [kudeta militermilitary coup pada 25 Oktober 2021.

Bagian pertama dari wawancara dengan partisipan anarkis di Khartoum, ibu kota Sudan, berlangsung pada tanggal 28 Desember. Bagian kedua ditulis segera setelah demonstrasi nasional pada tanggal 30 Desember. Kalian dapat mempelajari lebih lanjut tentang Pertemuan Anarkis Sudan melalui halaman Facebook mereka. Kami akan memperbarui artikel ini dengan memperbanyak informasi setelah kami mengetahui lebih jauh tentang bagaimana dukungan orang-orang di luar Sudan terhadap mereka.

Wawancara dilakukan dengan bahasa Arab dan segera diterjemahkan. Kami telah menggabungkan beberapa pertanyaan dan jawaban bersama agar lebih mudah dipahami.


Wawancara: Pertemuan Anarkis Sudan, 28 Desember 2021

Pertama-tama, tolong ceritakan sedikit tentang grup ini.

Grup ini dibuat di Khartoum pada akhir tahun 2020 setelah kami mengumpulkan semua anarkis di Khartoum. Kami sudah bersama sejak revolusi Desember 2018, dan beberapa dari kami sudah saling mengenal sejak masih duduk di bangku sekolah atau perguruan tinggi.

Kami, partisipan anarkis Khartoum, adalah anggota dari “komite perlawanan”, kami mengibarkan bendera kami selama pawai dengan kaum revolusioner lainnya, dan kami mempopulerkan ide anarki dengan menulis grafiti di dinding-dinding.

Kami menentang semua jenis otoritarianisme. Kami mendukung kebebasan berekspresi dan otonomi individu.

Apakah kalian memiliki koneksi dengan partisipan anarkis di luar Sudan?

Kalian satu-satunya anarkis yang memiliki koneksi dengan kami di luar Sudan.

Apakah ada kelompok anarkis lain selain kalian? Atau sejauh yang Anda tahu itu hanya kalian?

Terdapat anarkis lain di Sudan tepatnya di kota Port Sudan, dan kami telah berkoneksi sehingga kami dapat berkumpul dengan mereka dan semoga pada akhirnya akan mampu menjangkau partisipan anarkis di berbagai tempat di dunia. Dengan semangat dan upaya segenap hati, kami juga ingin bersama-sama dengan partisipan anarkis di seluruh dunia dalam menyebarkan ide-ide anarki.

Apakah Sudan memiliki sejarah perjuangan anarkisnya sendiri atau gagasan anarkis adalah hal baru di sana?

Anti-otoritarianisme sebagai ide dan praktik muncul untuk pertama kalinya di Sudan selama pawai pertama revolusi 2018. Tetapi liputan media begitu bias dan karenanya gagasan tersebut terabaikan.

Bagaimana tanggapan masyarakat lain terhadap partisipan anarkis? Apa hubungan partisipan anarkis dengan demonstrasi yang lebih luas terhadap gerakan sosial tersebut?

Masyarakat memang masih terpolarisasi terhadap ide dan gerakan anarkis, tetapi yang penting bagi kami adalah bahwa rekan-rekan revolusioner lain berada dalam kohesi dan solidaritas penuh dengan kami; dalam perjuangan ini, kami dan mereka bersama-sama berusaha untuk menumbangkan sistem fasis dan untuk menciptakan sistem yang egaliter, secara organisasional, secara sistem sosialis, dan secara ekonomi. Tuntutan “revolusi” begitu mirip dengan tuntutan kami.

Bisakah kalian memberi tahu kami tentang situasi saat ini di Sudan? Seperti yang kita pahami, protes telah berlangsung setidaknya sejak 2019, pertama terhadap [mantan kepala negara] Omar Al-Bashir dan sekarang terhadap junta militer. Apa bentuk represi yang dilakukan oleh negara atau pihak lain pada saat ini?

Sebenarnya revolusi telah berlangsung sejak Desember 2018. Ketika revolusi dimulai, protes ditumpas dengan kekerasan di tangan pemerintah Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh Omar Al-Bashir, yang kami gulingkan pada 11 April 2019, ketika kami menduduki markas besar militer Sudan. Tapi sayangnya, pendudukan tersebut kemudian mendapat tindakan represif: 500 revolusioner terbunuh dan revolusi kita dicuri oleh komandan militer dan “soft landing”. Pada 17 Agustus 2019, mereka (Dewan Militer Transisi atau TMC, dan Pasukan Kebebasan dan Perubahan atau FCC) menyetujui proses transisi 39 bulan untuk kembali ke demokrasi. Kami kaum revolusioner, bagaimanapun, tidak akan pernah berhenti kami akan terus memprotes militer dengan harapan membuat transisi pemerintahan transisi ke pemerintahan sipil “teknokratis” yang sebenarnya [yaitu, pemerintahan yang terdiri dari warga sipil, bukan politisi karir].

Lalu kemudian kudeta [25 Oktober 2021] terjadi, militer membubarkan pemerintah sipil dan menangkap anggotanya.

Tapi kami tidak menyerah. Jalan-jalan yang penuh dengan pembangkangan dan penentangan tetap tertuju terhadap mereka, meskipun mereka telah membunuh 47 revolusioner dan melukai 1.200 lainnya menggunakan gas air mata, granat kejut, dan peluru tajam sejak kudeta. Kami masih memprotes dan bertujuan untuk menggulingkan mereka sekarang.

Bagaimana posisi kalian terhadap kelompok non-anarkis di Sudan? Apakah kalian bekerja sama? Jika kalian bekerja sama dengan mereka, seperti apa bentuk kerja samanya?

Kami sebetulnya telah memisahkan diri dari “inkubator politik”1 yang berpartisipasi dalam revolusi dan kami telah membentuk komite perlawanan dengan sesama revolusioner yang terdiri dari semua gerakan revolusioner; kami mulai memimpin revolusi di jalanan untuk menggulingkan pemerintah meskipun kami selalu menghadapi kekerasan dari mereka. Kami menghadapi kekerasan dan peluru mereka dengan dada yang tak berarmor-dengan cara tanpa kekerasan.

Meskipun terkadang mereka menembakkan peluru langsung ke arah kami, yang dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian.

Apakah ada hal lain yang perlu kita ketahui? Apakah kalian memiliki suatu permintaan dari gerakan anarkis internasional?

Kami memiliki banyak pawai dan protes yang direncanakan pada hari Kamis. Kami telah memutuskan rute pawai dengan revolusioner lainnya sebelum pihak berwenang dapat memblokir internet; kesemuanya menuju Istana Republik. Pawai ini pasti akan disambut dengan kekerasan yang berlebih; gerakan ini mungkin akan berakhir dengan mengorbankan banyak nyawa, walau begitu kami partisipan anarkis selalu berada di depan dan kami akan terus mengorganisir demonstrasi di jalanan.

Kami meminta dukungan materi karena kami tidak memiliki sponsor. Kami menghabiskan uang dari kantong pribadi dan uang yang kami miliki tidak dapat memenuhi kebutuhan kami karena harga yang semakin melambung tinggi dan sebagai pemuda kami tidak punya cukup dana. Kami berharap semua anarkis di dunia akan mendukung kami.

Pembaruan: 30 Desember 2021

Dua hari setelah melakukan wawancara di atas, pada akhir demonstrasi 30 Desember, kami menerima pesan berikut dari Pertemuan Anarkis Sudan.

Kami tidak bisa mencapai istana. Mereka telah memblokir jalan-jalan dengan kontainer yang besar dan mereka memblokade kota Omdurman dan Bahri (tidak seorang pun dari luar kota diizinkan masuk ke Khartoum) dan kemudian mereka melakukan kekejaman terhadap kami di Khartoum (tempat istana berada).

Mereka menembak kami secara langsung menggunakan DShK yang menimbulkan cedera dan kematian pada gerombolan kami. Mereka juga menyerang wartawan dan menyerbu gedung Al-Arabiya dan al Hadath (stasiun saluran berita TV); mereka juga sempat menangkap karyawannya yang kemudian akhirnya dibebaskan. Mereka juga menggerebek rumah sakit, menyerang dokter, menangkap mereka, dan juga menangkap rekan-rekan kami yang terluka.

Mereka tidak mengizinkan kami mengambil mayat para syuhada untuk dikuburkan. Kami hanya mampu menjemput dan menguburkan dua syuhada sejauh ini. Kami sedang mengerjakan hal yang sama untuk sisanya.

Ponsel kami tidak cukup canggih untuk merekam kekejaman mereka, tetapi beberapa orang yang memiliki ponsel canggih berhasil merekam beberapa kekejaman yang mereka lakukan.

Sejauh ini terdapat empat martir dan masih banyak korban luka-luka. Kemuliaan bagi para martir dan kematian bagi militer dan otoritas.

Ahmed Alaamin Alkununa, Mustafa Mohammed Musa, Mohammed Majed Muhammad “Bebo,” and Mutawakil Yousef Saleh dibunuh oleh negara pada 30 Desember 2021

Terjemahan poster: “Para Martir Revolusi Desember; Martir Kudeta Dewan Militer.”

Martir Ahmed Alamin Alkununa
Tanggal: 30 Desember 2021
Cedera: Sebuah tembakan di kepala
Tempat: Omdurman

Martir Mustafa Muhammad Musa
Tanggal: 30 Desember 2021
Cedera: Sebuah tembakan di dada
Tempat: Omdurman

Martir Mohammed Majed Muhammad “Bebo”
Tanggal: 30 Desember 2021
Cedera: Sebuah tembakan di kepala
Tempat: Omdurman

Martir Mutawakil Yousef Saleh
Tanggal: 30 Desember 2021
Cedera: Sebuah tembakan di dada
Tempat: Omdurman

  1. “الحاضنة السياسية”—diterjemahkan secara kasar sebagai, “Inkubator Politik—Yang menggambarkan pengelolaan pemerintah sementara di Sudan.